Kraton Yogyakarta
KONSEP UMUM TATA LETAK KERATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT
Tata letak Keraton Yogyakarta didasarkan pada kosmologi keserasian makna filosofis sumbu imajiner yang membujur dari selatan ke utara, berawal dari Panggung Krapyak, melintasi Cepuri Keraton Yogyakarta, berakhir di Tugu Pal Putih Golong Gilig. Masing-masing di antaranya berdiri bangunan-bangunan yang mempunyai arti dan makna proses kehidupan manusia, mulai dari lahir sampai menghadap penciptanya (awal-akhir alam semesta/ sangkan paraning dumadi).
Geografi kota Yogyakarta tersebut menggambarkan keraton sebagai pusat kosmis dari dunia, keempat ujungnya melambangkan semesta alam yang bertentangan tetapi bersatu dikarenakan adanya perkawinan di antara mereka, yang mengarah kepada keselarasan, keseimbangan, kerukunan, dan damai. Perkawinan atau pasangan/oposisi dari daya-daya alam yang berlawanan ini, bertujuan menemukan kondisi paradoksi untuk mencari keselamatan dan mendapatkan berkah. Makrokosmos (alam semesta) dianggap mengandung kekuatan-kekuatan yang adikodrati (supranatural), sedangkan mikrokosmos (alam nyata) adalah kehidupan manusia di dunia yang kodrati.
“Dhasar nigari panjang apunjung pasir awukir”
loh jinawi, gemah ripah, tata tur raharja
Loh tulus kang sarwa tinandur,
jinawi murah kang sarwa tinuku.
-Janturan Jejer Nagari Ngastina


0 komentar:
Emoticon