Taman Sari
Taman Sari juga dikenal sebagai Istana Air. Taman Sari adalah sebuah taman bekas kerajaan Kesultanan Yogyakarta. Terletak sekitar 2 km selatan lingkungan Kraton Yogyakarta. Dibangun pada pertengahan abad 18 dan masing–masing bangunan memiliki beberapa fungsi, seperti area istirahat, bengkel, area meditasi, daerah pertahanan, dan tempat persembunyian. Taman Sari terdiri dari empat bidang yang berbeda: sebuah danau buatan besar dengan pulau dan paviliun yang terletak di sebelah barat, sebuah kompleks mandi di tengah, kompleks paviliun dan kolam di selatan, dan sebuah danau kecil di sebelah timur. Hal ini hanya kompleks pemandian tengah yang terpelihara dengan baik, sedangkan daerah lain telah banyak ditempati oleh pemukiman Kampung Taman. Sejak 1995, Kompleks Istana Yogyakarta termasuk Taman Sari telah terdaftar sebagai sebuah Situs Warisan Dunia.Pembangunan Taman Sari dimulai pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I (1755-1792), sultan pertama dari Kesultanan Yogyakarta, dan selesai pada saat Sultan Hamengkubuwono II. Lokasi pembangunan semula dikenal sebagai tempat pemandian yang disebut Pacethokan, sejak masa pemerintahan Sunan Amangkurat IV (1719-1726). Bupati Madiun, Raden Rangga Prawirasentika, turut berpartisipasi dalam pembiayaan pembangunan Taman Sari. Sultan Prawirasentika juga memohon untuk dibebaskan dari kewajiban pajak Madiun. Pembangunan Pasanggrahan Taman Sari selain menggunakan pekerja dari lingkungan sekitar juga menggunakan orang-orang dari daerah Kedu, Madiun, Jepang dan lain lainnya. Sewaktu pembangunan Taman, Sri Sultan sering mengunjungi bahkan pernah juga tidur ditempat tersebut. Orang yang ditunjuk untuk menggantikan segala kedudukan dan tugas-tugas Sri Sultan selama ditinggal ke Pasanggrahan Taman Sari adalah KGPA Adipati Anom.pasanggrahan Taman Sari oleh masyarakat sekitar juga disebut istana air Taman Sari atau dalam bahasa asingnya ”water castle”. Sri Sultan selalu mengajak anggota keluarga saat berada di Taman Sari. Beliau selalu bersama permaisuri dan para putra putrinya bahkan para saudara dan abdi dalem. Peraturan yang ada dalam pasanggrahan tersebut tidak jauh berbeda dengan saat di dalam Keraton. Pintu gerbang juga dijaga oleh prajurit. Selain itu pasanggrahan Taman Sari juga digunakan untuk karawitan serta tari menari, berekreasi air, mandi dan berenang, naik perahu dan lain sebagainya. Pada saat sore hari Sri Sultan jugaBagian PertamaBagian pertama merupakan bagian utama Taman Sari yang terletak di sebelah Barat. Dahulu, tempat ini merupakan tempat yang paling eksotis. Bagian ini terdiri dari danau buatan yang disebut "Segaran" (laut buatan) serta bangunan yang ada di tengahnya, dan bangunan serta taman dan kebun yang berada di sekitar danau buatan tersebut.Pulo KenongoPulo Kenanga, atau dikenal juga sebagai Pulo Cemeti, adalah sebuah pulau buatan yang berada di tengah-tengah segaran. Segaran berasal dari kata dasar segara yang berarti laut, kata segaran sendiri bermakna laut buatan. Di segaran ini selain ditebar berbagai jenis ikan, juga dimanfaatkan untuk kerabat kerajaan bermain sampan. Kini lokasi segaran telah menjadi Pasar Ngasem dan pemukiman penduduk.Puro CemethiDi sebelah selatan Pulo Kenongo terdapat sebuah pulau buatan lagi yang disebut dengan "Pulo Cemethi". Bangunan berlantai dua ini juga disebut sebagai "Pulo Panembung". Di tempat inilah konon Sultan bermeditasi. Ada juga yang menyebutnya sebagai "Sumur Gumantung", sebab di sebelah selatannya terdapat sumur yang menggantung di atas permukaan tanah. Untuk sampai ke tempat ini konon dengan adalah melalui terowongan bawah air. Saat ini bangunan ini sedang dalam tahap renovasi besar - besaran yang bertujuan untuk merestorasi bangunan - bangunan yang masih ada.Gerbang Sumur GumulingPintu untuk masuk ke sumur Gumuling, dan ada dua pintu masuk yaitu dari arah timur dan barat.Sumur GumulingDisebelah barat Pulo Kenongo terdapat bangunan berbentuk lingkaran seperti cincin yang disebut "Sumur Gumuling". Bangunan berlantai 2 ini hanya dapat dimasuki melalui terowongan bawah air saja. Sumur Gumuling pada masanya juga difungsikankan sebagai Masjid. Di kedua lantainya ditemukan ceruk di dinding yang konon digunakan sebagai mihrab, tempat imam memimpin sholat. Di bagian tengah bangunan yang terbuka, terdapat empat buah jenjang naik dan bertemu di bagian tengah. Dari pertemuan keempat jenjang tersebut terdapat satu jenjang lagi yang menuju lantai dua. Di bawah pertemuan empat jenjang tersebut terdapat kolam kecil yang konon digunakan untuk berwudu.Pongangan BaratDahulu Pongangan barat tersebut berfungsi sebagai dermaga atau tempat perahu berlabuh, terutama untuk Sri Sultan dan kerabatnya. Penamaan bangunan tersebut dikaitkan dengan adanya hiasan manuk beri diatas atap pongangan. Bangunan berdenah empat persegi panjang, bagian utara terdapat ruang terbuka berpagar sebagai tempat perhentian perahu (dermaga).Pongangan TimurFungsi Pongangan Peksi Beri, yaitu sebagai tempat berlabuh perahu atau dermaga, khusus untuk perahu-perahu abdi dalem yang berada di Tamansari. Letak bangunan dipagar Segaran sisi selatan sebelah timur gerbang menuju urung-urung (jalan bawah tanah).Pulo Panembung (Sumur Gumantung)Pulo Panembung merupakan pulau buatan yang berada di sebelah selatan dari Pulo Kenanga. Di sini terdapat bangunan berlantai dua yang disebut Gedhong Panembung, tempat Sultan berkontemplasi dan bermeditasi, memohon kepada Yang Maha Kuasa. Panembung sendiri berasal dari kata nembung, atau memohon. Di bangunan ini terdapat sebuah sumur yang menggantung di atas tanah, sehingga disebut juga Sumur GumantungBagian KeduaBagian kedua yang terletak di sebelah selatan danau buatan segaran merupakan bagian yang relatif paling utuh dibandingkan dengan bagian lainnya. Bagian yang tetap terpelihara adalah bangunan sedangkan taman dan kebun di bagian ini tidak tersisa lagi. Sekarang bagian ini merupakan bagian utama yang banyak dikunjungi wisatawan.Gedhong Lopak – LopakDi sebelah timur gerbang utama kuno Taman Sari terdapat halaman bersegi delapan. Dahulu di tengah halaman ini berdiri sebuah menara berlantai dua yang bernama "Gedhong Lopak-lopak", atau masyarakat sering menyebutnya dengan gopok-gopok.Gedhong Gapura HagengGedhong Gapura Hageng" merupakan pintu gerbang utama taman raja-raja pada zamannya. Kala itu Taman Sari menghadap ke arah barat dan memanjang ke arah timur. Gerbang ini terdapat di bagian paling barat dari situs istana air yang tersisa. Sisi timur dari pintu utama ini masih dapat disaksikan sementara sisi baratnya tertutup oleh pemukiman padat. Gerbang yang mempunyai beberapa ruang dan dua jenjang ini berhiaskan relief burung dan bunga-bungaan yang menunjukkan tahun selesainya pembangunan Taman Sari kira-kira tahun 1765 Masehi.Umbul PasiramanUmbul Pasiraman atau ada jugan yang menyebut dengan Umbul Binangun (masyarakat menyebutnya Umbul Winangun) merupakan kolam pemandian bagi Sultan, para istri beliau, serta para putri-putri beliau. Kompleks ini dikelilingi oleh tembok yang tinggi. Untuk sampai ke dalam tempat ini disediakan dua buah gerbang yang berada di satu di sisi timur dan satunya di sisi barat. Di kompleks Umbul Pasiraman terdapat tiga buah kolam yang dihiasi dengan mata air yang berbentuk jamur. Di sekeliling kolam terdapat pot bunga raksasa. Selain kolam juga terdapat bangunan di sisi utara dan di tengah sebelah selatanGedhong Gapuro PanggungDi sebelah timur halaman bersegi delapan tersebut terdapat bangunan yang disebut dengan Gedhong Gapura Panggung. Bangunan ini memiliki empat buah jenjang, dua di sisi barat dan dua lagi di sisi timur. Dulu di bangunan ini terdapat empat buah patung ular naga namun sekarang hanya tersisa dua buah saja. Gedhong Gapura Panggung ini melambangkan tahun dibangunnya Taman Sari yaitu kira-kira tahun 1758 Masehi. Selain itu di bangunan ini juga terdapat relief ragam hias seperti di Gedhong Gapura Hageng. Sisi timur bangunan ini sekarang menjadi pintu masuk situs Taman Sari.Gedhong TemantenDi tenggara dan timur laut gerbang Gapuro Panggung terdapat bangunan yang disebut dengan Gedhong Temanten. Bangunan ini dulu digunakan sebagai tempat penjaga keamanan bertugas dan tempat istirahat. Dahulu di selatan bangunan ini terdapat sebuah bangunan lagi yang sekarang tidak ada bekasnya sedangkan di sisi utaranya terdapat kebun yang juga telah berubah menjadi pemukiman penduduk.Gapura KenariGapura Kenari berada di ujung timur kawasan Tamansari, gerbang ini dulunya berfungsi sebagai pintu belakang taman. Saat ini lokasi Gapura Kenari menjadi jalan masuk menuju obyek wisata Tamansari dari Jalan Tamanan.Gedong PangunjukanBangunan ini terletak di sebelah kanan dan kiri jalan menuju Gapura Panggung. Gedung yang terdiri dari dua buah bangunan identik ini berfungsi sebagai tempat para Abdi Dalem menyiapkan minuman untuk sultan dan keluarganya.Bagian KetigaPada bagian ketiga kompleks Taman Sari merupakan tempat bagi Pasarean Dalem Ledok Sari dan Kompleks Kolam Garjitawati. Selain itu, konon di bagian ketiga ini dulunya terdapat kebun dan taman serta bangunan lain yang kini sudah tidak bisa dilihat lagi. Pasarean Dalem Ledok Sari konon digunakan sebagai tempat peraduan bersama permaisurinya. Namun ada juga yang menganggap tempat ini adalah tempat meditasi bagi Sultan.Bangunan yang bentuknya menyerupai huruf U ini memiliki tempat tidur dibagian tengahnya serta terdapat aliran air dibawahnya. Selain itu juga terdapat dapur, ruang jahit, serta ruang penyimpanan barang. Sedangkan pada sebelah barat, konon tempat tersebut merupakan Kompleks Kolam Garjitawati yang merupakan sisa-sisa dari Pesanggrahan Garjitawati. Kemungkinan tempat ini juga merupakan Umbul Pacethokan yang dulu pernah digunakan oleh Panembahan Senopati.Gedong CarikGedhong Carik terletak di selatan Umbul Binangun, bentuknya berupa lorong dengan dua ruang di kanan kirinya. Gedhong ini sekaligus berfungsi sebagai jalan masuk ke Pasarean Ledhok Sari. Sesuai namanya, gedung ini tempat dimana para carik (juru tulis) bertugas.Gedong Carik, berfungsi untuk menjalankan kegiatan kesektretariatan dan kepentingan birokrasi kraton, terutama pada saat Sri Sultan sedang berada di Tamansari.Pasiraman GarjitawatiPasiraman Garjitawati merupakan tempat pemandian di sisi selatan gedung Garjitawati yang berfungsi sebagai tempat pemandian para Abdi Dalem perempuan.Gedong BlawongGedhong Blawong berada di dekat Pasarean Ledhoksari, bangunan ini memiliki fungsi sebagai tempat menyiapkan makanan yang akan disajikan untuk Sultan dan keluarganya selama mereka berada di Pasarean LedhoksariPasarean Ledok SariPasarean atau Pesanggrahan Ledhoksari adalah tempat di mana Sultan beristirahat dan tempat peraduan Sri Sultan dan garwa (isteri). Ornamen di bangunan ini didominasi oleh ornamen gaya eropa. Di dalam bangunan berbentuk U ini terdapat tempat tidur Sultan yang di bawahnya terdapat aliran air. Keberadaan alur aliran air dan ventilasi di bangunan ini menunjukkan teknologi pendinginan alami yang memungkinkan suasana sejuk meskipun cuaca sedang panas.Gedong GarjitawatiGedong Garjitawati, merupakan tempat para abdi dalem ketika sedang melaksanakan tugas-tugasnya melayani Sri Sultan dilingkungan Pasarean Ledoksari. Gedhong Garjitawati terletak di sebelah timur Gedhong Madaran, 20 meter di selatan Gedhong Carik. Terdapat pemandian di sisi selatan gedung ini yang berfungsi sebagai tempat pemandian para Abdi Dalem perempuan. Gedung ini kini hanya tersisa tembok bagian bawah saja.Gapura UmbulsariGerbang Taman umbulsari (Gapura Umbulsari) merupakan pintu gerbang menuju ke lingkungan Gedong Ledoksari, Gedong Blawong, Taman Umbulsari, dan sekitarnya.Gapura Umbulsari terdapat di sebelah selatan Pasarean Ledhoksari. Ornamen yang terdapat di sini juga banyak yang bergaya Eropa. Saat ini Gapura Umbulsari menjadi bagian dari pemukiman warga.Pasiraman Umbulsari (Pasiraman Nagaluntak)Pasiraman Umbulsari merupakan bangunan yang terletak satu lingkup dengan Paseran Ledoksari. letanya disebelah Selatan Gedong Blawong, untuk menuju pasiraman dari Gedong tersebut dihubungkan sebuah jalan berplester.Terdapat sebuah hiasan berupa patung naga di sisi utara Pasiraman Umbul Sari membuat pemandian ini juga dikenal sebagai Pasiraman Nagaluntak. Tempat pemandian ini dikelilingi oleh pagar tembok yang tebal dan tinggi. Pasiraman yang terletak di selatan Pasarean Ledhoksari ini mempunyai sumber mata air (umbul) sendiri.Bagian KeempatBagian terakhir ini merupakan bagian Taman Sari yang praktis tidak tersisa lagi kecuali bekas jembatan gantung dan sisa dermaga. Deskripsi di bagian ini hampir seluruhnya merupakan sebuah rekonstruksi dari sketsa serangan pasukan Inggris ke Keraton Yogyakarta pada tahun 1812. Konon bagian ini terdiri dari sebuah danau buatan beserta bangunan di tengahnya, taman di sekitar danau buatan, kanal besar yang menghubungkan danau buatan ini dengan danau buatan di bagian pertama, serta sebuah kebun. Danau buatan terletak di sebelah tenggara kompleks Magangan sampai timur laut Siti Hinggil Kidul. Di tengahnya terdapat pulau buatan yang konon disebut Pulo Kinupeng. Di atas pulau tersebut berdiri sebuah bangunan yang konon disebut dengan Gedhong Gading. Bangunan yang menjulang tinggi ini disebut sebagai menara kota

0 komentar:
Emoticon